Good Bye Nokia
Dulu penguasa, kini tidak bermakna. Dimanakah letak
kesalahannya?
Menurut IHS iSuppli, Nokia mengapalkan 83 juta unit pada kuartal pertama 2012, sementara Samsung 92 juta. Strategy Analitics memiliki angka berbeda yang tidak mengubah nasib Nokia. Perusahaan asal Finlandia ini telah mengirim 82,7 juta ponsel dan Samsung 93,5 juta unit.
Nokia terus mengalami kemunduran selama beberapa tahun terakhir. Di manakah letak kesalahan Nokia? Inilah penyebabnya seperti dikutip dari laman Wired.com:
Nokia terlalu lamban
Nokia merupakan pionir dalam memperkenalkan pasar smartphone dengan peluncuran Seri Symbian pada 2002. Tapi, selama lima tahun OS ini mengalami kendala meraih posisi puncak di pasar.
Ketika 2007, Apple mengenalkan iPhone. Tapi, Nokia terlambat merespons iPhone hingga beberapa tahun. Platform Symbian tampak menua dibanding kesegaran iOS dan Android. Pasar smartphone meledak dengan permintaan konsumen meningkat dibanding ponsel yang mengandalkan browser WAP.
"Nokia seharusnya merespons Apple dengan lebih cepat. Mereka tidak melompat ke Windows Phone hingga 2011. Sekarang mereka menderita karena keterlambatan ini," ujar analis senior IHS.
Android untung, Windows Phone buntung
Samsung sudah menggenjot dengan kecepatan tinggi bersama Android. Kini mereka menjajal pula "makanan" baru Nokia, Windows Phone. Nokia masih harus menunggu Windows Phone memberikan keuntungan yang signifikan.
"Samsung memilih Android pada waktu yang tepat. Karena Samsung telah menjadi pemain dominan di ranah Android, mereka dapat mendaki platform lain yang naik daun," urai analis Strategy Analytics, Alex Spektor.
Atas dan bawah terluka
Nokia lambat merangkul pasar smartphone. Perusahaan yang dikomandoi Stephen Elop ini tidak mengantisipasi kompetisi pada pasar kelas menengah ke bawah. Vendor Cina dan Taiwan seperti HTC, Huawei, dan ZTE memukul dari bawah dengan target negara berkembang.
Generasi tua
Nokia membawa nostalgia game Snake pada seri klasik. Sayangnya, konsumen di negara berkembang telah mengasosiasikan Nokia dengan teknologi zaman dulu. Saat ini, dunia menginginkan perangkat terbaru dan tercanggih.
"Nokia menjadi merek tua. Samsung dilihat sebagai inovator. Nokia memiliki warisan game tradisional Brick dan ponsel candybar," Lam dari IHS.
Organisasi berseri
Apple telah mengatur rilisan ponselnya di bawah payung merek iPhone. Samsung mengadopsi gaya ini dengan seri Galaxy andalan, Samsung Galaxy S. Konsumen menunggu produk terbaru dari seri ini.
Eksekusi Nokia terseok beberapa tahun ini. Pada 2011, Nokia baru kembali dengan Windows Phone. Analis yakin Nokia nanti bisa sukses bersama Microsoft.
Lam percaya apabila Nokia sanggup memangkas pengeluaran dan fokus menata perusahaan, maka dalam jangka pendek mereka dapat bertahan.
Kemunduran Blackberry
Beberapa
tahun belakangan ini, dunia pun menyaksikan tersandungnya BlackBerry
dari urutan puncak pasar handphone pintar. Penjualan perangkatnya mulai runtuh,
dari puluhan juta unit menjadi hanya jutaan saja.
Banyak pengguna BlackBerry mulai beralih ke merek lain. Popularitas dari perangkat yang diluncurkan oleh BlackBerry terus menurun, kalah dari platform mobile yang lebih baru seperti Android dan iOS.
Keduanya menawarkan sistem operasi yang lebih interaktif, lebih berwarna, sambil menawarkan keamanan yang sama baiknya.
Banyak pengguna BlackBerry mulai beralih ke merek lain. Popularitas dari perangkat yang diluncurkan oleh BlackBerry terus menurun, kalah dari platform mobile yang lebih baru seperti Android dan iOS.
Keduanya menawarkan sistem operasi yang lebih interaktif, lebih berwarna, sambil menawarkan keamanan yang sama baiknya.
Ada 5 kesalahan BlackBerry yang menyebabkannya kehilangan banyak pangsa pasarnya:
1. Terlambat menggunakan teknologi layar sentuh
Mantan CEO BlackBerry, Mike Lazaridis, pernah mengejek teknologi dari iPhone. Dia pernah mengatakan baterai iPhone sangat minim kekuatan dan menolak adanya gagasan bahwa tidak akan mau mengetik pada layar kaca. Pada saat itu BlackBerry baru meluncurkan keyboard QWERTY.
Namun, tren ponsel pintar terus berubah. Pengguna lebih menginginkan ponsel yang memiliki layar lebar, layar sentuh, pemutar musik dan video -- semuanya sudah dimiliki oleh produk-produk besutan Apple.
BlackBerry tidak cepat beradaptasi dan tidak cepat melakukan perubahan. Akhirnya mereka mulai ditinggalkan penggunanya secara perlahan-lahan.
2. Terlalu fokus pada pembuatan produk PlayBook
Tablet BlackBerry PlayBook merupakan salah satu kegagalan terbesar dalam industri teknologi gadget. Produk itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2010 dan mulai dipasarkan pada tahun 2011.
BlackBerry melakukan kesalahan besar, semua sumber dayanya difokuskan untuk pembuatan PlayBook. Tim pengembang ponsel pintar juga ikut bekerja membuat PlayBook. Akhirnya segmen ponsel pintar mulai tidak diperhatikan.
Jika BlackBerry melewatkan pembuatan PlayBook dan langsung memproduksi BlackBerry 10 pada waktu lalu, mungkin hasilkan akan berbeda. Blackberry masih tetap berada di posisi teratas produsen ponsel pintar.
3. Kesalahan
besar ada di tangan CEO BlackBerry, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie
Dua mantan CEO BlackBerry Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar dibandingkan dengan CEO saat ini, Thorsten Heins.
Lazaridis dan Balsillie sangat keras kepala dan tidak mau berubah terhadap tren yang ada di pasar ponsel pintar. Keduanya mengabaikan ancaman dari pesaing-pesaingnyam Apple dan Google, malah menghambur-hamburkan uang untuk pembuatan PlayBook.
Lazaridis dan Balsille pun mundur dari jabatan CEO BlackBerry pada Desember 2011, dan menyerahkan kepada Heins, yang resmi menjadi CEO pada Januari 2012. Heins masih terus berusaha membuat perubahan, tapi BlackBerry sudah sangat jauh tertinggal dari para pesaingnya.
4. Tertundanya peluncuran BlackBerry 10 hingga tahun 2013
Sistem operasi terbaru BlackBerry 10 baru dikeluarkan pada Januari 2013. Namun, pada saat yang sama pesaing mereka, Apple sudah mengeluarkan iOS generasi keenam. Sedangkan Google telah meluncurkan Android generasi keempat.
Untuk membuat suatu sistem operasi bukan hal yang mudah. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memproduksi sistem operasi yang berkualitas baik. Seandainya Lazaridis dan Balsillie sudah bisa terhadap produk iPhone pada tahun 2007 dan Android pada tahun 2008, mungkin BlackBerry akan memiliki cerita berbeda.
Selain Blackberry terjebak pada perkembangan produk PlayBook, perusahaan juga lebih memilih meng-update hardware dari pada sistem operasinya. Itu terjadi akibat dari kepemimpinan yang buruk, dan benar-benar sangat memalukan bagi perusahaan.
5. Enterprise
Pasaran enterprise yang dulu pernah "memuja-muja" BlackBerry, beralih ke platform lain, seperti iPhone untuk urusan perusahaan. Perangkat lain, seperti iPhone, mampu menawarkan performa bisnis yang baik, sekaligus menawarkan fitur entertainment, satu fitur yang tidak dimiliki platform BlackBerry. Mulai banyak orang yang beranggapan bahwa BlackBerry membosankan.
Saat iPhone dirilis, diikuti dengan Android, BlackBerry berusaha keras untuk mengikuti, dan sayangnya tidak bisa cepat menyesuaikan diri dengan perubahan keinginan konsumen.
Dua mantan CEO BlackBerry Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar dibandingkan dengan CEO saat ini, Thorsten Heins.
Lazaridis dan Balsillie sangat keras kepala dan tidak mau berubah terhadap tren yang ada di pasar ponsel pintar. Keduanya mengabaikan ancaman dari pesaing-pesaingnyam Apple dan Google, malah menghambur-hamburkan uang untuk pembuatan PlayBook.
Lazaridis dan Balsille pun mundur dari jabatan CEO BlackBerry pada Desember 2011, dan menyerahkan kepada Heins, yang resmi menjadi CEO pada Januari 2012. Heins masih terus berusaha membuat perubahan, tapi BlackBerry sudah sangat jauh tertinggal dari para pesaingnya.
4. Tertundanya peluncuran BlackBerry 10 hingga tahun 2013
Sistem operasi terbaru BlackBerry 10 baru dikeluarkan pada Januari 2013. Namun, pada saat yang sama pesaing mereka, Apple sudah mengeluarkan iOS generasi keenam. Sedangkan Google telah meluncurkan Android generasi keempat.
Untuk membuat suatu sistem operasi bukan hal yang mudah. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memproduksi sistem operasi yang berkualitas baik. Seandainya Lazaridis dan Balsillie sudah bisa terhadap produk iPhone pada tahun 2007 dan Android pada tahun 2008, mungkin BlackBerry akan memiliki cerita berbeda.
Selain Blackberry terjebak pada perkembangan produk PlayBook, perusahaan juga lebih memilih meng-update hardware dari pada sistem operasinya. Itu terjadi akibat dari kepemimpinan yang buruk, dan benar-benar sangat memalukan bagi perusahaan.
5. Enterprise
Pasaran enterprise yang dulu pernah "memuja-muja" BlackBerry, beralih ke platform lain, seperti iPhone untuk urusan perusahaan. Perangkat lain, seperti iPhone, mampu menawarkan performa bisnis yang baik, sekaligus menawarkan fitur entertainment, satu fitur yang tidak dimiliki platform BlackBerry. Mulai banyak orang yang beranggapan bahwa BlackBerry membosankan.
Saat iPhone dirilis, diikuti dengan Android, BlackBerry berusaha keras untuk mengikuti, dan sayangnya tidak bisa cepat menyesuaikan diri dengan perubahan keinginan konsumen.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar